Sabtu, 28 Oktober 2017

#SIP CBIS (Computer Based Information System)

A. Computer Based Information System



1.  Computer Based Information System 
a. Definisi

    Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer dan telekomunikasi untuk melakukan tugasnya (Turban, Rainer, dan Potter, 2003).

    Computer Based Information System menurut Laudon dan Laudon (2008) merupakan sistem informasi untuk pemrosesan dan penyebaran informasi yang mengandalkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer.
    Computer Based Information System (Sistem informasi berbasi komputer) merupakan peranan penting yang dimiliki komputer dalam sebuah sistem. Meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada aksi atau prakteknya dengan menggunakan data dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer sangatlah dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk megolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Based Information”.

    Dapat disimpulkan bahwa Computer Based Information System merupakan sistem pengolah data pada komputer untuk menjadi alat bantu dalam menjalankan tugas yang menggunakan perangkat keras dan lunak komputer.
      
b. Evolusi CBSI
  • Berfokus pada data (SIA), SIA merupakan sistem informasi akuntansi yang melaksanakan akuntansi perusahaan, aplikasi ini ditandai dengan penngolahan data yang tinggi. Aplikasi SIA menggunakan computer hanya untuk pengolahan data perusahaan yang bersifat sederhana, di mana informasi untuk manajemen masih merupakan produk sampingan (Umar, 2005). Pada tahap ini aplikasi accounting information system menggunakan komputer hanya untuk pengolahan data perusahaan yang bersifat sederhana, dimana semua informasi manajemen masih merupakan produk sampingan.
  • Berfokus pada informasi (SIM),  lalu munculah konsep SIM (Sistem Informasi Manajemen) Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu (Fatta, 2007). Konsep utama SIM menghendaki bahwa aplikasi komputer mempunyai tujuan utama untuk menyajikan informasi.
  • Berfokus pada penunjang keputusan (SPK), merupakan sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer serta mengambil keputusan.
  • Berfokus pada komunikasi (Office Automatitation), menurut Umar (2005) OA (Office Automatitation) memudahkan  komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara penggunanya melalui alat-alat elektronik seperti modem, faksimil, word processing, dan email.
  • Berfokus pada konsultasi, Fatta (2007) menyebutkan bahwa Expert system (ES) merupakan pengetahuan yang menggambarkan cara seorang ahli dalam mendekati suatu masalah. ES lebih berpusat pada bagaimana mengodekan dan memanipulasi pengetahuan dari informasi.
2. Data
a. Hierarki data
    Hierarki membentuk beberapa aturan yang khusus atau berdasarkan peringkat (misalnya kompleksitas dan tanggung jawabnya). Hierarki adalah urutan atau aturan dari tingkatan abstraksi menjadi seperti struktur pohon. Hierarki data berdasarkan tingkat kompleksitas nilai data, tingkatan data dapat disusun kedalam sebuah hirarki, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling komplek. 

    Tingkatan data dalam CBIS adalah sebagai berikut:

  1. Database (basis data), merupakan sekumpulan dari bermacam-macam tipe record yang memiliki hubungan antar record
  2. Berkas/file, merupakan sekumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek. 
  3. Record, merupakan sekumpulan field/atribut/data item yang saling berhubungan terhadap obyek tertentu. 
  4. Field/atribut/data item, merupakan unit terkecil yang disebut data, yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. 
  5. Byte, adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori bit merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi delapan bit yang menyatakan sebuah karakter dalam memori. 
  6. Bit, adalah sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu 0 dan 1. sistem binner merupakan dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin, yang merupakan serangkaian komponen elektronik dan hanya dapat membedakan 2 macam keadaan, yaitu ada tegangan dan tidak ada tegangan yang masuk ke rangkaian tersebut.
b. Penyimpanan data sekunder (dasd/sasd)
    Penyimpanan data (data storage) adalah sebuah kemampuan dari sebuah benda yang memungkinkan data tersimpan dalam jumlah besar. Ada dua media penyimpanan pada komputer, yakni media penyimpanan primer seperti RAM/ memory komputer dan media penyimpanan sekunder seperti hard drive komputer. Media penyimpanan sekunder dapat berupa media yang dapat dipindahkan, internal maupun eksternal.

c. Pemrosesan data (Batch, Online, Real time)
   Pemrosesan data (data processing) adalah jenis pemrosesan yang dapat mengubah data menjadi informasi atau pengetahuan. Pemrosesan data terbagi menjadi tiga yaitu, Batch, online, dan real-time
  • Batch, merupakan proses pengolahan terhadap data yang dikumpulkan atau ditumpuk terlebih dahulu selama beberapa periode yang akan dikelola sekaligus. Metode pemrosesan ini digunakan untuk menangani bentuk-bentuk awal data. Ciri-ciri dari batch processing yaitu: adanya periode waktu antara satu pengolahan dengan pengolahan berikut. 
  • Online, pemrosesan online dikembangkan untuk mengatasi masalah file yang ketinggalan jaman. Pemrosesan online merupakan sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal sebagai pemasok data, dalam kendali komputer induk. Informasi-informasi yang muncul merupakan refleksi dari kondisi data yang paling mutakhir, karena setiap perkembangan data baru akan terus di-update-kan ke data induk. 
  • Real time, merupakan suatu sistem yang mengendalikan sistem fisik. Sistem ini mengharuskan komputer merespons dengan cepat pada status sistem fisik. Sistem realtime adalah bentuk khusus dari sistem online. Sistem online menyediakan sumber daya konseptual yang mutakhir, dan sistem realtime memperluas kemampuan tersebut dengan menggunakan sumber daya konseptual untuk menentukan operasi dari sistem fisik.
d. Database dan DBMS
    Martin (dalam Sutabri, 2005) menjelaskan bahwa database adalah suatu kumpulan data yang terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tidak terulang (controlled redundancy) dan dikontrol dengan cara tertentu sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa ketergantungan kepada program yang akan menggunakannya, dapat ditambah, diambil, dimodifikasi dengan mudah dan terkontrol.


e. Peranan database dalam psikologi
    DBMS merupakan software yang digunakan untuk membangun suatu sistem basis data yang “sempurna”. DBMS harus dapat mengatur basis data tersebut sehingga dapat tersimpan dengan baik tanpa menimbulkan kekacauan, dapat dipakai oleh banyak user sesuai dengan kepentingan masing-masing, melindungi dari gangguan pihak-pihak yang tidak berwenang.



B. Sistem pakar (SP) & Artificial intelligence (AI)
1. Definisi
  • Definisi Sistem pakar (SP)
    Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengambil  keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana sistem pakar menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah - masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan, menurut Wijaya (dalam Herawan, 2016).
    Sistem pakar merupakan penyelesaian pendekatan yang sangat berhasil dan bagus untuk permasalahan artificial intelligence (AI) klasik  dari pemrograman intelligent (Rosnelly, 2012).
   Menurut Feigenbaum (2012) sistem pakar didefinisikan sebagai sebuah program komputer pnitar yang memanfaatkan pengetahuan dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah yang cukup sulit sehingga membutuhkan keahlian khusus dari manusia.
   Dari ketiga definisi diatas dapat disumpulkan bawhwa sistem pakar merupakan program komputer dimana program ini dapat mengambil keputusan  atau  menyelesaikan masalah yang sulit tetapi tetap membutuhkan seorang ahli.
  • Definisi Artificial intelligence (AI)

    Herawan  (2016) menyatakan artificial intelligence merupakan ilmu yang mengembangkan komputer agar dapat bekerja dan berpikir serta mengambil keputusan seperti layaknya manusia.
    Menurut Setiawan (1993) artificial intelligence merupakan cabang ilmu komputer yang mempelajari tentang otomatisasi tingkah laku cerdas.
   Artificial intelligence adalah solusi berbasis komputer terhadap masalah yang ada, yang menggunakan aplikasi yang mirip dengan proses berpikir menurut manusia.
   Dari definisi - definisi diatas dapat ditarik keimpulan bahwa artificial intelligence  merupakan ilmu yang mempelajari dan mengembangkan suatu komputer untuk dapat bertindak seperti manusia, dan membantu manusia untuk memecahkan suatu masalah.

2. Sejarah
  • Sejarah Sistem pakar (SP)
    Pada tahun 1943 Post E.L. membuktikan bahwa permasalahan-permasalahan komputasi dapat diselesaikan dengan aturan IF-THEN. Kemudian pada tahun 1961 terciptalah General Problem Solver (GPS) oleh A. Newell and H. Simon, yang merupakan sebuah program yang diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan mulai dari games sampai matematika integral. Tahun 1969, DENDRAL dibuat atas permintaan NASA untuk melakukan analisis kimiawi terhadap kondisi tanah di planet Mars.  MCYN diciptakan sekitar tahun 1970, ini dibuat untuk diagnosa medis oleh Buchanan dan Shortliffe. Dan pada tahun 1982, R1/XCON yang merupakan sistem pakar pertama dibuat oleh para peneliti di Carnegie Melon University (CMU).

  • Sejarah Artificial intelligence (AI)
    Artificial intelligence mulai ada sejak diciptakannya komputer modern pada tahun 1940 dan 1950. Artificial intelligence ini ditujukan untuk perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Pada awalnya, Artificial intelligence meurpakan sistem yang hanya ada di beberapa universitas dan laboratorium penelitian saja. Tetapi menjelang akhir tahun1970an dan 1980an, Artificial intelligence mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat. Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak membantu pemakainya. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.

3. Hubungan Artificial Intelligence (AI) dan kognisi manusia


    Dapat kita lihat bahwa artificial intelligence memiliki hubungan dengan kognisi manusia, karena artificial intelligence merupakan suatu sistem yang membuat mesin dapat menjadi secerdas manusia. Oleh karena itu, sistem ini harus berpedoman pada manusia atau dapat dibilang sistem kognisi manusia seperti cara berfikir manusia, cara manusia memecahkan masalah, mengingat, mengambil keputusan, memberi merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti menciptakan suatu sistem ini yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata tetapi tetap membutuhkan manusia untuk menjalankannya.
  
4. Aplikasi Sistem pakar (SP)
  • ELIZA 

    Program ini dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, program dapat mengelabui para pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang psikolog dan pasiennya, dalam hal ini, ELIZA berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah pada penggunanya. 
  • PARRY

    Pada tahun 1972 PARRY diciptakan oleh psikiatris Kenneth Colby. Program ini bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku schizophren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi : penerimaan, penolakan, dan netral). Program ini merupakan lanjutan dari ELIZA.
  • NETTALK

    Pada tahun 1987 Sejnowski dan Rosenberg menciptakan program yang dapat membaca teks bahasa Inggris yaitu NETTALK. Pelatihan ditetapkan untuk NETTALK merupakan basis data yang besar, terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai fonetiknya, ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan synthesizer pidato. 


5. Generalisasi peranan Artificial intelligence (AI) dalam bidang psikologi

    Sistem kecerdasan buatan (Artificial intelligence) ini dapat menimbulkan dampak psikologis pada manusia. Tetapi, artificial intelligence juga memliki peranan yang baik dalam bidang psikologi seperti contohnya dengan adanya aplikasi - aplikasi (ELIZA, PARRY, NETTALK) yang telah diciptakan amat sangat membantu para psikolog dan pasien - pasien untuk menyembuhkan gangguan yang dialami.




Referensi :
Permana, B. (2000). Sejarah Komputer. Jakarta: Exel Media Komputindo.
Turban, E., Rainer, R., K., Potter., R., E. (2003) Introduction to information technology: Second edition. New York: John Wiley & Sons.
Fatta, H. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi. Yogyakarta: ANDI.
Laudon, J.P., Laudon, K.C. (2008). Sistem informasi manajemen: Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Rosnelly, R. (2012). Sistem pakar: Konsep dan teori. Yogyakarta: ANDI.
Herawan, B., H. (2016). Sistem pakar. Yogyakarta: Deepublish.



Jumat, 06 Oktober 2017

#SIP - Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi


1. Pengertian sistem & informasi

➤ Menurut Amsyah (2005) sistem informasi merupakan suatu rangkaian informasi yang di dalamnya terdapat bagian - bagian yang berhubungan dan saling berketergantungan satu sama lain, mulai dari bagian yang besar ke bagian yang lebih kecil.

➤ James alter (Mulyanto, 2009) menyatakan bahwa sistem informasi adalah suatu kombinasi antara prosedur kerja, informasi, manusia dan teknologi informasi yang telah diorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan dalam organisasi.

➤ Menurut Hutahaean (2014) sistem  informasi merupakan suatu sistem yang berada dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi,  bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar dengan laporan tertentu. 

Dari ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kombinasi antara informasi dan teknologi yang saling berhubungan satu sama lain dan dapat mencapai suatu tujuan dalam sebuah organisasi.

Referensi : 
Amsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hutahaean, J. (2014). Konsep Informasi. Yogyakarta: Deepublish. 
Mulyanto, A. (2009). Sistem informasi konsep & aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


2. Pengertian sistem & informasi psikologi

✦ Menurut Gaol (2008) sistem informasi psikologi memiliki tujuan untuk mendapatkan pemahaman bagaimana manusia yang merupakan pembuat keputusan dapat menggunakan informasi formal.

✦ Wade dan Travis (2007) mengungkapkan bahwa psikologi adalah sebuah ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal.

✦ Menurut Djiwandono (2006) psikologi merupakan ilmu yang tidak hanya mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia secara sederhana, tetapi juga berpikir tentang berbagai faktor yang melibatkan tingkah laku. 

Dari sumber sumber yang tertera diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi merupakan sitem yang merupakangabungan dari suatu teknologi dan manusia, sistem ini dapat digunakan untuk mengolah data untuk mengerti dan memahami tingkah laku manusia yang akan menghasilkan informasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Referensi :
Djiwandono, S., E., W. (2006). Psikologi pendidikan: Edisi revisi. Jakarta: PT. Grasindo.
Gaol, C., J., L. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta: PT. Gramedia.
Wade, C., Travis, C. (2007) Psikologi edisi 9: Jilid 1. Jakarta: Erlangga.



3. Pengertian arsitektur komputer
❆ McLeod dan Schell (2008) menyatakan bahwa arsitektur komputer merupakan sekumpulan prosesor komputer dan alat - alat input maupun output.

❆ Menurut Fitriyana (2010) arsitektur komputer merupakan kajian atribut - atribut sistem yang terkait dengan seorang programmer.

❆ Menurut Purwadi, Erwansyah dan Ikhsan (2015) arsitektur komputer memerankan sebuah prosesor sebagai komponen utama dalam menjalankan sistem kerja sebuah komputer.

❆ Menurut Laurens (2004)  arsitektur dijelaskan melaluli spesifikasi elemen - elemen strukturnya, bahan, ukuran permukaan, dan sudut - sudutnya.

Dapat disimpulkan bahwa arsitektur komputer merupakan suatu struktur yang mengoperasikan atau menjadi prosesor dalam suatu sistem pada komputer untuk menjalankan sistem kerja komputer tersebut.

Referensi :
Fitriyana. (2010). Jurnal organisasi dan arsitektur komputer. 1-66.
Laurens, J., M. (2004). Arsitektur dan perilaku manusia.Jakarta: PT. Grasindo.
McLeod, R., Schell, G., P. (2008). Sistem informasi manajemen: Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Purwadi, Erwansyah, K., & Ikhsan, M. (2015). Arsitektur komputer tentang mekanisme kerja prosesor dalam menjalankan intruksi dan interupsi pada sistem kerja komputer. Jurnal ilmiah sains dan komputer. Vol. 14, No. 2, 112-120.



4. Pengertian struktur kognisi manusia


♪ Abraham Maslow (Laurens, 2004)  menyatakan bahwa manusia merupakan binatang pada tingkat tertinggi namun manusia dapat dibedakan melalui kemampuan manusia untuk belajar melalui motivasi dan kemampuannya.

♪ Abdulkarim (2005) menyatakan bahwa manusia secara kodrat merupakan makhluk monodualistis, yaitu selain sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial.

Abdulkarim (2008) juga menyatakan bahwa struktur kognitif merupakan keseluruhan dari pengetahuan yang dijadikan landasan untuk memahami dan manfsirkan dunia beserta kejadian - kejadiannya. 

♪ West dan Turner (2008) kognisi merupakan cara untuk mengetahui, kepercayaan, penilaian, dan pemikiran.

♪ Sementara struktur menurut Priambodo (2011) merupakan tiang bangunan yang menjadi kekuatan utama dari bangunan tersebut.

Dari pernyataan - pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur kognisi manusia merupakan beberapa unsur - unsur atau komponen yang dimiliki oleh manusia yang kemudian saling dihubungkan untuk melengkapi satu sama lain, seperti misalnya suatu sistem yang ada dalam otak manusia memerintahkan bagian tubuh manusia untuk menjalankan fungsinya.

Referensi :
Abdulkarim, A. (2005). Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Abdulkarim, A. (2008). Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Laurens, J., M. (2004). Arsitektur dan perilaku manusia.Jakarta: PT. Grasindo.
Priambodo, T. (2011). Struktur dankonstruksi. Jakarta: Griya Kreasi.
West, R., Turner. L., H. (2008). Pengantar teori komunikasi: Analisis dan aplikasi, edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

5. Kaitan antara asitektur komputer dan struktur kognisi manusia



Dapat kita lihat dari beberapa penjelasan diatas bahwa terdapat suatu kaitan yang erat antara arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia. Arsitektur komputer dan kognisi manusia merupakan 2 aspek yang saling membantu satu sama lain, komputer membutuhkan manusia dan manusia membutuhkan komputer. Komputer hanya dapat bekerja dan memperoleh suatu informasi jika ada bantuan dari kognisi  manusia yang mengoperasikan komputer tersebut. Manusia juga akan sangat terbantu untuk memproses dan memperoleh suatu informasi dengan adanya bantuan dari perangkat komputer.


6. Kelemahan dan kelebihan dari arsitektur komputer bila dibandingkan dengan struktur kognisi manusia

Kelebihan yang dimiliki oleh arsitektur komputer merupakan hal - hal yang berunsur teknologi yang ada dalam perangkat komputer tersebut baik input maupun output seperti sistem, mesin, keakuratan, energi yang tak terbatas dan kecepatan. Sedangkan kelebihan dari kognisi manusia yaitu bagiamana cara manusia mengoperasikan sistem atau struktur dari komputer tersebut. 

Kekurangan yang dimiliki oleh arsitektur komputer adalah tidak bisa berpikir dan hanya bisa bekerja ketika ada programmer. Sedangkan kekurangan dari kognisi manusia yaitu manusia memiliki energi terbatas karena manusia bukanlah suatu mesin yang bisa bekerja tanpa henti dan manusia tidak selalu akurat.

Minggu, 18 Juni 2017

TUGAS SOFTSKILL - Review Jurnal The influence of family therapy on marital conflicts

The influence of family therapy on marital conflicts
Social and Behavioral Sciences

Peneliti : Maryam Zarnaghash, Mina Zarnaghash dan Razieh Shahni.

Keterangan : 84 ( 2013 ) 1838 – 1844. doi: 10.1016/j.sbspro.2013.07.044

Pendahuluan penelitian : 
Keluarga, sebagai unit sosial kecil, dianggap sebagai salah satu institusi utama sebuah masyarakat. Memang, setiap keluarga harus dianggap sebagai batu bata ke dinding masyarakat dan pusat utama untuk melindungi tradisi dan kebiasaan serta nilai-nilai yang dihormati dan berharga, fondasi yang kuat untuk hubungan sosial yang berkelanjutan di antara keluarga, asal mula Ekspresi dan manifestasi emosi, fokus untuk hubungan paling intim di antara individu dan memelihara pemikiran, pikiran, etika, dan promosi jiwa. Sebagai unit sosio-emosional, keluarga adalah pusat pertumbuhan dan perkembangan, menenangkan, melakukan evolusi dan perubahan, kerusakan dan kerugian yang mana hubungan antara anggota keluarga merupakan landasan bagi pembangunan dan lingkungan untuk tranquilization. Akibatnya, ia memiliki pengaruh signifikan terhadap keseimbangan mental, emosional dan sosial. Sebagai lingkungan sosialisasi terkecil, ia menjamin penerimaan peran sosial dan kesesuaian dengan norma sosial. Selain itu, keluarga adalah fondasi dan institusi dasar dalam struktur sosial masyarakat, kesehatan atau penyakit yang menyebabkan konsistensi atau keruntuhan masyarakat. Pembentukan dan penguatan budaya berbasis dialog, serta penyusunan strategi praktis yang bertujuan untuk menemukan solusi layak tertentu dalam situasi kritis adalah masalah yang paling menantang dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi masalah pasangan yang menghadapi krisis dalam kehidupan perkawinan mereka atau yang berada di ambang perceraian. Langkah selanjutnya adalah menawarkan solusi terapeutik, dengan menggunakan metode terapi keluarga yang akan memberikan dasar untuk pelestarian perdamaian dan keluarga.

Metode :
Dalam penelitian ini, wawancara klinis dan skala kepuasan perkawinan ENRICH digunakan. Juga melalui pre test post test dengan kelompok kontrol (18 pasangan) dan kelompok eksperimen (21 pasangan), konflik perkawinan dievaluasi.

Hasil :
Dalam metode ini, terapi keluarga strategis telah digunakan dalam perawatan pasangan dengan masalah perkawinan pada kelompok eksperimen. Hasil untuk pengaruh variabel independen telah diuji pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh melalui analisis data meliputi :
1. Intervensi terapi keluarga yang strategis telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kepuasan perkawinan pasangan dengan masalah perkawinan dalam kelompok eksperimen, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
2. Terapi keluarga strategis menyebabkan peningkatan signifikan dalam pemecahan masalah interpersonal pasangan dalam kelompok eksperimen, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3. Terapi keluarga strategis lebih efektif untuk subjek wanita daripada subjek pria.

Kesimpulan :
Upaya dilakukan dalam penelitian ini untuk menggunakan metode bagi keluarga untuk menghasilkan hasil positif pada beberapa budaya. Terapi keluarga strategis telah digunakan dalam penelitian ini karena menghasilkan hasil positif bagi keluarga Asia dan mempertimbangkan bentuk dan solusi saat ini untuk masalah ini. Hasil penelitian ini mengungkapkan keefektifannya metode untuk pasangan yang telah diobati. Hasilnya juga menunjukkan efisiensi terapi keluarga strategis untuk budaya Iran. Mengingat fakta bahwa alasan di balik banyak masalah perkawinan adalah masalah komunikatif, penelitian juga menemukan penyebab masalah antar pasangan menjadi masalah komunikatif. Ini menunjukkan fakta bahwa keterampilan komunikatif yang berguna untuk memulai kehidupan perkawinan belum pernah dipelajari.

Kelemahan :
Kurang deskriptif dan ridak ada saran dari peneliti untuk paca pembaca.

Sabtu, 13 Mei 2017

TUGAS SOFTSKILL - Review jurnal Effectiveness of hypnosis therapy and Gestalt therapy as depression treatments



Effectiveness of hypnosis therapy and Gestalt therapy as depression treatments



Peneliti : Elizabeth González-Ramírez, Teresita Carrillo-Montoya, María L. García-Vega, Catherine E. Hart, Alan A. Zavala-Norzagaray, dan César P. Ley-Quinónez.

Keterangan : 28 (2017) 33–37. http://dx.doi.org/10.1016/j.clysa.2016.11.001

Pendahuluan :
        Depresi dianggap sebagai salah satu gangguan psikologis paling banyak di dunia. Diperkirakan bahwa depresi mempengaruhi 350 juta orang, dan bisa berubah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama bila berlangsung lama dan berasal dari intensitas sedang hingga berat; Hal itu juga bisa menyebabkan penderitaan yang besar dan mengganggu aktivitas kerja, sekolah, dan keluarga. Dalam kasus terburuk depresi bisa menyebabkan bunuh diri; Tak heran bila gangguan jiwa ini menyebabkan 804.000 kematian setiap tahunnya (OMS, 2012).
        Meskipun ada perawatan depresi yang efektif, kurang dari separuh orang yang terkena dampak di dunia mendapat perawatan semacam itu. Hambatan untuk perawatan yang efektif mencakup kekurangan sumber daya dan penyedia layanan kesehatan terlatih, dan stigma sosial yang terkait dengan gangguan mental. Hambatan lain untuk perawatan yang efektif adalah penilaian yang tidak akurat. Bahkan di beberapa negara berpenghasilan tinggi, orang-orang yang mengalami depresi tidak selalu didiagnosis dengan benar, dan orang lain yang tidak menderita kelainan ini kadang salah didiagnosis dan diberi resep antidepresan (OMS, 2012).
        Terapi psikologis, salah satu komponen kunci terapi perilaku kognitif untuk gangguan kecemasan, menunjukkan bahwa perhatian mungkin memainkan peran penting dalam kepunahan rasa takut dan kecemasan; Namun, penyebab pasti depresi tidak diketahui dan tumbuh dengan cepat. Saat ini ada berbagai macam alternatif terapeutik, seperti terapi perilaku kognitif (Spiegel & Spiegel, 2004). Efektivitas terapi ini atau intervensi psikologis untuk depresi tinggi, dan tidak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
        Dalam paradigma eksistensialis-humanistik dan fenomenologis saat ini, terapi Gestalt menekankan kapasitas individu untuk mengembangkan potensinya. Sepanjang garis ini, perubahan yang dihasilkan seseorang terjadi melalui pengalaman, karena ini adalah kesadaran, dalam proses ini, apa yang memberi makna pada penemuan. Dalam psikoterapi Gestalt, apa yang dianggap sebagai orang dalam keseluruhannya, kombinasi antara dimensi sensoris, afektif, intelektual, sosial, dan spiritual (Brownell, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diobati dengan terapi Gestalt menunjukkan gejala depresi lebih sedikit setelah intervensi (Cook, 1999). Namun, belum banyak penelitian yang mengevaluasi keefektifan terapi Gestalt.

Responden :

Peserta merupakan 300 mahasiswa Autonomous University of Sinaloa Culiacan, Sinaloa, Mexico dan mengidentifikasi pasien dengan beberapa jenis depresi. 

Metode :

        Begitu peserta terpilih, Beck Anxiety Inventory (BAI) diterapkan sebagai pre-test untuk menugaskan peserta dengan cara yang sama kepada masing-masing kelompok. BAI adalah survei 21 item yang dikelola sendiri, 15 item merujuk pada gejala psikologis-kognitif, dan 6 lebih banyak gejala somatik vegetatif. Ini mensistematisasikan 4 jawaban alternatif untuk setiap item dan mengevaluasi tingkat keparahan / intensitas gejala dan mereka dipesan dari tingkat keparahan tertinggi sampai tingkat terendah.
        Total skor pada setiap item adalah 0 sampai 3. Total skor dalam tes BAI adalah 0 sampai 63 poin. Poin yang biasanya diterima untuk lulus intensitas / tingkat keparahannya adalah: tidak ada depresi (0-9 poin), depresi ringan (10-18 poin), depresi moderat (19-29 poin), dan depresi berat (30-63 poin).
        Metode kuasi eksperimental kuantitatif digunakan, dengan dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan desain pra-pasca uji. Satu kelompok eksperimen itu diintervensi dengan hipnosis terapeutik (HT), sementara kelompok eksperimen lainnya diintervensi dengan kombinasi Terapi Gestalt-Hypnosis (GHT) dan Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Yang terakhir lebih efektif bila dikombinasikan dengan yang pertama daripada bila digunakan dengan cara yang terisolasi. Akhirnya, kelompok kontrol digunakan seperti mendengarkan pasif, yaitu, hanya mendengar secara pasif tanpa jenis intervensi atau umpan balik selama sesi yang berbeda dalam penelitian.

Hasil :
Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga kelompok tersebut menyajikan tingkat depresi moderat menurut BAI. Pada akhir penganiayaan, kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan statistik antara tes pra-tes dan tes pos (F (1, 18) = 0,00, p = 1,00), sementara kelompok lain yang diobati dengan HT dan GHT menunjukkan perbedaan statistik antara pra-tes dan Post-test (HT: F (1, 18) = 12,19, p = .003; GHT: F (1, 18) = 15.65, p = .001), menunjukkan penurunan derajat depresi.

Referensi :
http://www.copmadrid.org/webcopm/publicaciones/clinica/cl2017v28n1a5.pdf;

Kamis, 20 April 2017

Review Jurnal Effectiveness of Logotherapy concepts training in increasing the quality of life among students


Effectiveness of Logotherapy concepts training in increasing the 
quality of life among students

Peneliti : Hamideh Haditabar, Neda Smaeeli Far dan Zakieh Amani

Keterangan : International Journal of Psychology and Behavioral Research. Vol., 2(4), 223-230, 2013. ISSN 2322-4002.

Pendahuluan :
Ada berbagai macam penelitian yang dilakukan dan sebagian penelitian yang rinci tentang manusia yang sakit dan masalah yang telah dianalisis dalam banyak buku dan artikel. Psikolog yang digunakan untuk memberi lebih banyak cahaya pada emosi negatif, seperti stres dan depresi, bukan emosi positif seperti, kebahagiaan dan kepuasan hidup (Myers, 2000). Pengurangan stres dan kenaikan tingkat kesehatan masyarakat dan kualitas hidup merupakan mata pelajaran penting yang baru-baru ini dianggap oleh Ahli kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan dimensi fisik, sosial dan spiritual untuk mendefinisikan dimensi eksistensi manusia, dan membahas dimensi keempat spiritualitas pada pertumbuhan dan evolusi manusia.

Selama 50 tahun terakhir, semua pemerintah telah berusaha untuk berkonsentrasi pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Ini adalah dalam kondisi bahwa tingkat stres, ketegangan, penggunaan narkoba, obsesi, dan perilaku anti-sosial telah berkembang selama abad terakhir. Jadi, dapat disimpulkan bahwa inilah saatnya pemerintah dan warga negara memperkirakan kembali nilai prioritas mereka. Pada tahun 1957,% 52 orang Inggris menggambarkan diri mereka sebagai "sangat bahagia", namun tingkat ini turun hanya sebesar% 36 di tahun 2006. Hasil yang sama telah ditemukan di Amerika Serikat. Temuan menunjukkan bahwa kesehatan telah berkurang di antara warga AS, dan tingkat depresi telah meningkat selama 10 kali (Melvyn, 2006). Di sini dan dalam penelitian ini kami telah mencoba untuk mengetahui apakah konsep pelatihan konsep Logoterapi kelompok tersebut atau belum efektif dalam kualitas hidup siswa sekolah menengah di Teheran selama tahun ajaran 2011-2012.

Setiap pendekatan remedial didasarkan pada sebuah teori. Metode dan karya klinis telah terinspirasi oleh teori tersebut. Teori Logoterapi didasarkan pada tiga pilar yang menunjukkan pandangan sekolah ini tentang manusia. Pilar tersebut adalah sebagai berikut:
a) Hidup itu berarti dalam segala situasi.
b) Keinginan manusia akan makna
c) Manusia memiliki kebebasan dalam segala situasi untuk menggunakan keinginannya untuk memberi makna dan menemukan maknanya (Sjolie, 2002).

Responden :
Peserta termasuk semua siswa sekolah menengah di distrik pendidikan ketujuh di Teheran pada tahun ajaran berjalan dari tahun 2011-2012. Semua peserta adalah siswa perempuan dengan usia rata-rata 17. 8.

Metode :
Metode multi stage sampling digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tahap pertama: Tiga sekolah dipilih secara acak dari antara semua sekolah menengah atas dari distrik pendidikan ketujuh.
Tahap kedua: Satu kelas dipilih dari masing-masing SMA yang dipilih.
Tahap ketiga: Kuesioner kualitas didistribusikan di antara semua siswa kelas yang dipilih. Siswa yang nilai kualitas hidupnya di bawah rata-rata (30-70) dipilih.
Setelah itu, diantara mahasiswa tersebut, 30 siswa dipilih secara acak. Tahap keempat: Siswa terpilih dibagi menjadi dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel independen (konsep pengajaran Logoterapi) dilakukan pada kelompok eksperimen. Kelompok kontrol tidak mendapat pelatihan. Penelitian semi eksperimental ini menggunakan pre-test, post-test dengan desain kelompok kontrol.

hasil :
Berdasarkan hasil uji analisis kovarian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan konsep Logoterapi berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup peserta terpilih (siswa sekolah menengah) dan subscalesnya (dimensi mental dan fisik). Hasil tersebut bermakna secara statistik (p <0, 05).
Menurut bukti di atas, hipotesis telah dikonfirmasi. Efek intervensi pada tahap pasca uji adalah 83/0 yang menemukan dukungan untuk peningkatan dimensi mental total kualitas hidup; Oleh karena itu, telah berpengaruh pada tahap pasca uji coba kelompok eksperimen. Oleh karena itu, telah berpengaruh pada tahap pasca uji coba kelompok eksperimen.Oleh karena itu, telah berpengaruh pada tahap pasca uji coba kelompok eksperimen. Kuasa statistik di atas 8/0 menunjukkan bahwa jumlah korpus dan akurasi statistik dapat diterima.

Sabtu, 18 Maret 2017

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling

Nama
:
Vinezzia Ratu N
NPM
:
1C514069
Kelas
:
3PA04

TUGAS PSIKOTERAPI
Perbedaan Psikoterapi dan Konseling


A.      Definisi Psikoterapi dan Konseling

a.    Definisi Psikoterapi
Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.

Psikoterapi juga memiliki bebeapa pengertian dari berbagai tokoh antara lain, menurut Hariyanto (2010), psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

b.    Definisi Konseling
Menurut Schertzer dan Stone (1980), konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105), konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. 


B.       Perbedaan Psikoterapi dan Konseling

Perbedaan konseling dan psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
KONSELING
PSIKOTERAPI
1.      Klien      
1.      Pasien
2.      Gangguan yang kurang serius    
2.      Gangguan yang serius
3.      Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
3.      Masalah kepribadian dan pengambilankeputusan
4.      Berhubungan dengan pencegahan
4.      Berhubungan dengan penyembuhan
5.      Lingkungan pendidikan dan non medis     
5.      Lingkungan medis
6.      Berhubungan dengan kesadaran
6.      Berhubungan dengan ketidaksadaran
7.      Metode pendidikan
7.      Metode penyembuhan

Terdapat juga perbedaan psikoterapi dan konseling menurut Mappiare (dalam Hartosujono, 2004) ada sejumlah perbedaan psikoterapi dan konseling dikemukakan sebagai berikut:
1.   Konseling merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang lebihluas dari pada konseling.
2. Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling lebihmengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yangmengarah penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.
3.   Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada perkembangan selanjutnya konseling juga memanfaatkan perkembangan teori-teori kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.
4.    Dijelaskan oleh Narayana Rao (dalam Hartosujono, 2004) bahwa tujuan antara konseling dan psikoterapi sama, namun keduanya berbeda dalam proses pencapaiannya. Psikoterapimencapainya dengan cara ‘pembedahan’ psikis dan pembedahan otak. Proses konselinglebih mengarah pada identifikasi dan kekuatan-kekuatan positif yang dimiliki klien, agarklien lebih maksimal dalam kehidupannya.

C.       Tujuan Psikoterapi dan Konseling

a.    Tujuan psikoterapi menurut beberapa ahli, yaitu:

1.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
2.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
3.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
4.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey (1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive) dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.
5.    Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Corey (1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. unutk merangsangya meneriama tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.

b. Tujuan konseling menurut Krumboltz, yaitu :

1.    Mengubah perilaku yang salah penyesuaian, para ahli konseling dan psikoterapi berpandangan bahwa tujuan konseling adalah mengubah tingkah laku klien yang salah penyesuaian menjadi perilaku yang tepat penyesuaiannya. Seseorang yang salah penyesuaian perlu mendapatkan konseling, jika tidak dibantu maka dapat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Terkadang ada klien yang tidak dapat memahami diri dan perilakunya sendiri, jika klien memang ingin penyesuaian yang baik maka klien harus menyadari dan memiliki kemauan untuk berubah, agar proses konseling dapat berjalan lancar.
2.    Belajar membuat keputusan, dalam proses konseling juga harus belajar dalam membuat keputusan. Memang tidak gampang dalam mengambil keputusan, tetapi klien harus belajar dan berani dalam hal itu. Karena yang lebih tahu dan paham tentang masalah tersebut adalah klien itu sendiri. Setiap keputusan yang diambil pasti memiliki konsekuensi positif dan negatif, menguntungkan dan merugikan, yang menunjang maupun yang menghambat. Maka dari itu, dorongan dari konselor juga diperlukan tetapi dengan risiko yang sudah dipertimbangkan sebelumnya sebagai konsekuensi alamiah.
3.    Mencegah munculnya masalah, mencegah munculnya masalah mengandung tiga pengertian, yaitu mencegah jangan sampai mengalami masalah di kemudian hari, mencegah jangan sampai masalah yang dialami bertambah berat atau berkepanjangan, mencegah jangan sampai masalah yang dihadapi berakibat gangguan yang menetap (Notosoedirdjo dan Latipun,1999)


Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk membantu/memberikan layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang bersifat psikologis. Dengan kata lain Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan tingkah (behavioral change), kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan masalah (problem solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making). Dengan demikian seorang konselor perlu didukung oleh pribadi dan keterampilan yang dapat menunjang keefektifan konseling.
Pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi dalam hal tujuan sama-sama ingin membantu agar klien dapat menemukan permasalahan untuk kemudian dapat dipecahkan bersama-sama, namun semua itu hanya dapat terlaksana dengan baik manakala klien dapat membuka diri dan mau diajak kerjasama.
Dan adapun perbedaannya lebih kepada pendekatan dan cara penanganannya, dimana konselor sebagai mitra yang dapat memberikan masukkan dan membantu untuk memunculkan suatu permasalahan yang dirasakan klien baik masalah yang disadari maupun yang tidak disadari, sedangkan psikoterapis selain menggunakan tehnik konseling ia juga menggunakan therapy yang sifatnya lebih kepada perubahan pada prilaku yang sangat substanstib.

Referensi :

Corey, Gerald. (2009). Teori Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Refika Aditama.

Markam, S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantat Psikologi Klinis. Jakarta: UI-Press.

#SIP CBIS (Computer Based Information System)

A. Computer Based Information System 1.   Computer Based Information System   a. Definisi     Computer Based Information Sy...